Selasa, 11 Maret 2014

MOTOR BUTUT AND MOM

 (Cerita ini fakta, tidak berharap kamu tertawa, tapi cukup dengan tersenyum J).
Empat bulan terakhir ini, ibu terkadang suka bicara bahasa inggris denganku. Walau masih belepotan. Gaya- gayaan seperti “bule”. Ya kami sebut “bule rumahan”. Karena ibu sering menguping aku berbicara bahasa inggris sendiri di rumah.
How will we go Mom?” tanyaku. “ Motor you grandmother ” Jawab ibu.
What? Grandmother’s motor? “, tanyaku kaget.
Aku tahu persis motor itu. Motor tua merk  S-X usianya sudah lansia dan tubuhnya ringkih. Masalahnya BK- nya sudah lama mati dan kadaluwarsa. Kalau hanya pergi ke ladang motor ini masih bisa diandalkan. Ah. Kalau gak karena Ibu, aku gak ingin ikut denganmu motor butut!, desirku dalam hati. Masih banyak keburukan motor ini yang tak dapat ku ungkapkan. Karena pada akhir cerita kamu akan tahu sendiri.
Ibu sudah stand by untuk membawa motor ini pergi. Aku duduk di belakang ibu, memeluk erat pinggangnya. Motor butut ini melaju dengan kecepatan sedang. Aku tahu seberapa mampu motor ini melaju. Tidak lebih dari 60 km/jam.
Sesampai di lokasi, ibu menuju area parkiran motor sementara aku menunggunya di pinggir jalan tempat bertenggernya para pedagang musiman. Ibu mencari- cari ruang kosong untuk memparkirkan motor butut itu. Cukup lama aku berdiri menunggu ibu hanya untuk memarkirkan motor itu.
I’m sorry dear.... b’cause ibu confuse mau memarkirkan motor itu.” Kata ibu.
It’s Okay Mom... Let’s! ” Sahutku.
            Aku dan ibu jalan beriringan menyalami tuan rumah yang kemudian dipersilahkan untuk mencicipi hidangan. Kami duduk di antara tamu- tamu undangan yang lain. Hanyut dalam lantunan lagu-lagu dangdut, lagu ibu banget itu. Sesekali diikutinya penyanyi itu bernyanyi. Sampai tersedak- sedak saking asyiknya. Tak terasa ku lihat butir –butir nasi telah bersih di piringnya. Ah, mungkin ibu lapar.
***
Di parkiran ibu masih mencari-cari dimana diletakkan motor butut tadi. Seketika dia lupa dan berusaha mengingat- ingat dimana posisi motor diparkirkan. Tak ingat sama sekali. Rentetan motor yang berjejer memenuhi parkiran membuatnya bingung. Sejurus kemudian matanya tertuju pada sebuah motor yang sepertinya itu adalah motor butut. Langsung saja ditujunya motor itu, dan dimasukkannya kunci ke lubang kontak dan ternyata cocok. Tanpa berpikir panjang, dihidupkan STARTERnya dan motor butut ini pun hidup mengeluarkan suara yang lebih nyaring. Dibawa motor itu menjauhi parkiran dan dilihatnya aku telah menunggu.
Why you are so long Mom? Ku pikir ibu melupakanku disini” tanyaku panik.
I’m sorry dear, I’m confuse mencari ini motor. Gak mungkinlah Ibu forget  you dear” Jawab ibu.
Sepanjang perjalanan pulang aku merasakan ada yang aneh pada motor ini. Di belakang aku tak lagi diam membisu.
Mom gak merasa ada yang beda dengan motor ini?”. Tanya ku memecah keheningan perjalanan. “ Motornya aneh.” Sambungku lagi.
 “ Don’t be bawel, dear. I not consen“ Kata ibu.
Perjalanan hening kembali. Namun, pikiranku tak sehening perjalanan ini. Aku masih bingung dengan apa yang terjadi. Tapi tak begitu ku pedulikan, lekas ku buang perasaan itu. Mungkin motor ini telah diservice.
Sesampainya di rumah, hari mulai gelap. Aku turun dari motor dan segera masuk ke dalam rumah. Ku tinggalkan ibu yang masih terduduk di motor.
Dan tak lama ku dengar dari luar, suara ibu berteriak- teriak memanggilku.
Dear.... der.... kemari, hurry up... Der cepat......” Teriak Ibu.
Mendengar teriakan ibu, secepat kilat aku berlari menghampiri ibu.
What’s happening Mom, berteriak- teriak seperti kemalingan saja”. Kataku.
“Kita bukan kemalingan but kita lah malingnya”. Jawab ibu panik.
“ Maling gimana?” tanyaku tak mengerti.
Look this, kita telah mengambil motor orang”. Kata Ibu sambil menunjuk-nunjuk motor itu.
What?”, kataku kaget. Kuperhatikan detail motor itu. Dan benar “ Ini bukan motor nenek Mom. Lihat merk motor ini S- Fit, sedangkan motor nenek itu S-X dan lihat body nya, berbeda dari punya nenek. Aku tahu persis”, sambungku dengan panik.
“ Yea. Motor ini juga bisa hidup tanpa di engkol, klakson, lampu tangannya juga berfungsi. Ibu pasti salah ambil motor.” Sahut Ibu.
“Bagaimana bisa salah Mom?”, tanyaku sambil menahan tawa.
Ibu menjelaskan kejadian di parkiran. Tampak dari ekspresi wajah ibu yang panik. Ternyata benar feel ku tadi. Aku hanya menggeleng- geleng dan masih menahan tawa. Aku tak percaya dengan tindakan ibu yang ceroboh. Oh my Mom.....
“ Kita harus kembalikan, ibu takut pemilik motor ini mencari- cari motornya. Ibu takut dituduh maling. Kalau tahu pemiliknya Ibu telah maling motornya nanti Ibu dilaporkan ke polisi, Ibu gak mau dear.” Celetuknya.
Melihat wajahnya yang pucat karena ketakutan, aku menaruh kasihan terhadapnya. Tapi aku berusaha meyakinkan kalau All will be fine.
Berita hilangnya sebuah motor merk S-Fit itu ternyata telah menyebar ke warga sekitar, bahkan tamu- tamu yang datang pun mengetahui kabar ini. Kepanikan tergambar diwajah mereka dan pemilik motor. Sampainya kami di lokasi, orang- orang menatap kami tajam, seolah ingin menerkam. Aku menggigit jari. Sebelum salah seorang disana angkat bicara, aku meyakinkan mereka kalau kami tidak ada niat mengambil motor pemilik. Swear ibu hanya salah ambil. Tapi salah seorang diantara mereka men- judge kami sebagai tersangka. “ Laporkan saja mereka ke polisi!”.
 “ Stop... stop! I want bicara, I not ambil you motor, but I just salah ambil“ Ibu angkat bicara.
Setiap pasang mata saling pandang. Mereka tak mengerti apa yang dikatakan ibu. Uupps... Ibu Keceplosan.
 “ Look that, itu motor kami.” Kata Ibu sambil menunjuk motor yang bertengger sendiri dalam kegelapan. Setiap pasang mata mengkuti arah petunjuk ibu.
Aku mengambil dan membawanya mendekat. Tentu saja mereka kaget, ternyata motor butut itu terlihat hampir sama, hanya saja memang motor milik nenek lebih butut. Setelah dicoba, kuncinya memang cocok. Maka tidak ada alasan untuk mereka tidak percaya. Lagian mana ada maling menukar kembali dengan motor bututnya. Tapi, untunglah pemiliknya mengerti dengan penjelasan kami, dan beliau berkenan memaafkan kami. Gak jadi deh kami dibawa ke kantor polisi. Thanks to Allah
Aku lega, bisa tertawa sekarang. Menertawai diri sendiri, dan keceroboh ibu. Mungkin dengan tertawa bisa menghilangkan rasa malu yang telah menebal di wajahku dan mungkin juga Ibuku. Hal yang terbodoh yang pernah aku alami selama hidup.
“Walau motor ini butut, tapi dia tak seceroboh ibu. OMG I’m stupid ” Kata ibu.
Kami tertawa memecah kegelapan dan kesunyian malam itu. That’s crazy...

*** Attention! Kenali motormu dengan baik, bila perlu foto dan bawa ketika bepergian. Jangan sampai salah motor J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar