Bismillah......
1 kata mengantarkan aku kepada cahaya. Cahaya yang selama ini aku impikan, cahaya yang membawa perubahan, berhijrah dari masa Jahiliyah( Jahiliyah menurut versi penulis ) menuju Rahmat-Nya Insya Allah.
Ya Allah . . .
Karuniakanlah cahaya dalam hatiku
Cahaya dalam pendengaranku
Cahaya dalam penglihatanku
Cahaya dalam ucapan lisanku
Cahaya pada sisi kananku,
Cahaya pada sisi atasku,
Cahaya pada diri dan kepribadianku,
Dan perbesarlah karunia cahaya-cahaya itu bagiku.....
***
Ku pandangi cermin yang sedari tadi telah menjadi saksi hijrahku kepada-Nya. Hijrahnya seorang anak perempuan mencari cahaya, cahaya muslimah.
“ Cantik juga!”, kataku yang masih berhadapan dengan cermin.
“ Selamat datang kau di dunia barumu, kau siap menyambut dan melangkah. Ini lah kau, kau yang sekarang bukan yang dahulu. Bukan anak dengan pakaian sepotong, berjilbab tapi telanjang, berjilbab hanya untuk berpergian, berjilbab sesukamu ”, menatap lekat cermin seolah cermin menjadi pendengar budiman.
Telah lama ku memimpikan ini, hingga tiba waktunya hal itu terwujud hanya dengan angka 1
1 kata “ Bismillah”
1 tekad “ karena Allah”
1 harapan “ wanita muslimah”
1 tujuan “ surga”
Hal itu dapat terwujud (Alhamdulillah semua karena Rahmat dan Hidayah-Nya).
Ku pandang sekali lagi kearah cermin, dan memastikan bahwa aku benar-benar yakin dan akan tetap istiqamah terhadap jalan yang ku ambil.
“ Kamu tampak lebih cantik dan indah dengan kerudung itu, rambutmu akan selalu terlindungi dari teriknya matahari, kepalamu akan merasa lebih sejuk. Dan yakinlah bukan hanya itu, kamu akan terlindungi sebab Allah menjagamu lewat kerudungmu”, seolah kata-kata itu berasal dari bisikan cermin baik.
Nah, Ada yang baik, maka ada yang buruk. Ada Adam maka tercipta Hawa, Allah tidak menciptakan sebatang kara, Karena Allah menciptakan semuanya berpasangan. Di sisi lain datang bisikan-bisikan setan, ini pasti bisikan cermin jahat. “ Apakah kamu yakin dengan kerudungmu itu? Apa kata orang nanti jika melihat kamu tiba- tiba berubah, terutama orang tuamu. Mereka mungkin akan shock melihat anaknya berubah. Apa kamu siap dengan olok-olokan orang tentang kerudungmu itu? Ku pikir kamu belum pantas mengenakannya, karena orang yang pantas mengenakannya adalah orang yang telah memiliki akhlak yang baik, bersikap sopan, lemah lembut. Sedangkan kamu apa? Masih suka marah, suka merajuk, kurang sopan, sombong. Tidak pantas menjadi seorang muslimah jika perangainya seperti kamu. Udah deh.... tunda aja dulu niatmu, tunggu sampai kamu benar-benar telah menjadi pribadi yang baik”.
Hatiku sekarang bergejolak, sedikit terhasut dengan kata-kata bisikan jahat itu. Bukannya telah ku pikirkan hal ini sebelumnya dan saat ini adalah waktu yang tepat. Waktu dimana aku akan segera mewujudkannya. Tidak akan mungkin aku menundanya, karena aku telah yakin.
“ Ketika kamu yakin, maka laksanakanlah! Sampai kapan kamu menunggu, menunggu akhlakmu baik? Sampai kapan? Di titik akhir hidupmu? Bagaimana jika di penghujung usiamu kamu belum sempat mewujudkannya?, akhlak dapat diperbaiki seiring engkau berhijab. . . bukankah itu indah? Kerudung itu yang akan menuntun akhlakmu, perlahan membawamu kepada perubahan menjadi lebih baik, walau terkadang manusia ada khilaf. Bukan manusia namanya jika tanpa khilaf. Hanya Allah yang sempurna dengan segala sifatnya dan hanya Rasulullah yang memiliki akhlakul karimah. Bukankah begitu?”, cermin baik itu menggugah batinku dan bersemangat untuk tidak menunda niatku.
“ Iya, kamu benar!”, jawabku dengan semangat dan senyuman bahagia bahwa saat ini, detik ini juga aku telah BERHIJRAH.
Ku teringat sebuah ayat yang pernah aku baca dan dengar tentang kewajiban hijab bagi perempuan mukminah, yaitu Surah Al-Ahzab [33]: 59. Nah, berikut terjemahannya
“ Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anka-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,’ Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ (Yang demikian itu) supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bukankah berhijab itu kewajiban bagi perempuan, yang namanya wajib ya wajib artinya jika ditinggalkan maka berdosa. Seorang perempuan memang diharuskan berhijab dan menahan diri dari menampakkan perhiasan dan kecantikan bagi perempuan, terutama yang masih muda (gadis) lebih utama, dan menjauhkan dirinya dari sebab-sebab fitnah. Sungguh Allah Maha Penyayang, yang selalu memperhatikan kemashlahatan kaum perempuan sampai hal-hal terkecil sekalipun. Aku semakin mencintai –Mu wahai Rabbi...
Astaghfirullah.... jika ku mengingat kata-kata itu, betapa jahiliyahnya aku yang dulu. Hanya kepada- Mu ya Allah tempat ku berserah, ku bertobat atas segala kesalahan di masa lalu. Tapi sekarang cahaya-Mu telah ku raih dan akan ku genggam, pada genggaman hati yang tertaut pada-Mu.
Bergegas aku meninggalkan cermin, tak baik lama-lama berhadapan dengan cermin. Nanti bisikan jahat itu datang lagi pikirku.
" Kau Mahatahu kendala yang hamba hadapi. Berilah kemudahan urusanku, ya Allah. Berilah hamba kekuatan untuk menerima apa pun kehendak-Mu atas ujung ikhtiar hamba ini"
Tetap Semangat! Tetap Istiqomah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar